Pertama
adalah infrastruktur, RD mengatakan kenyataan dilapangan bahwa
kurangnya infrastruktur atau fasilitas olahraga yang layak saat ini
sangat mempengaruhi kualitas dan mental pemain. Seperti di sepak bola
sendiri, menurut RD fasilitas olahraga yang baik tersebut akan
mempengaruhi pemain untuk mengambil keputusan yang terpat saat bermain.
Kedua,
menurut RD adalah coaching education. Kemampuan pelatih memang memiliki
pengaruh yang besar sedangkan jumlah pelatih dengan kemampuan mumpuni
masih sangat sedikit. Menurutnya diperlukan peran dan perhatian
pemerintah dalam proses transfer ilmu bagi para pelatih.
Ketiga,
adalah youth development, dimana diperlukan fokus mendalam untuk
mempersiapkan aset-aset berkualitas. RD mengatakan bahwa selama ini
proses seleksi pemain sangat rumit, birokrasi tumpang tindih juga
menjadi penghalang dalam membangun pemain sepak bola muda.
Selanjutnya
kompetisi, bagi RD kompetisi adalah hal yang penting dan wajib dijalani
oleh pemain. “Sehebat apapun latihan sebuah tim, pelatih memberikan
teknik bermain tanpa kompetisi buat saya omong kosong. Pemain bisa
matang karena pengujiannya lewat kompetisi,” jelas RD.
Ia
juga menyayangkan dimana kompetisi hanya dipersiapkan untuk pemain
senior, dilihat dari sistem pelaksanaannya RD mengatakan kompetisi yang
berjalan juga bukan kompetisi yang sebenarnya. “Namanya saja kompetisi
tapi itu turnamen, karena kompetisi regular itu harusnya berjalan satu
tahun penuh (7-10 bulan),” tambahnya.
Kebanggaan
dan keseriusannya menjadi bagian dari sepak bola Indonesia ia buktikan
dengan menorehkan banyak prestasi. Selain itu kedekatan dan
kepeduliannya terhadap pemain membawa dirinya maju membela hak-hak semua
pihak yang menggantungkan nasib hidupnya pada sepak bola. “Saya dengan
para pemain tidak hanya sekedar dekat, tetapi saya juga tahu kesulitan
yang mereka alami,” katanya.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments